HIV AIDS merupakan suatu kasus penyakit
yang tabu di kalangan kita. Dikarenakan, penyakit ini sangat ganas dan bisa
membuat yang terserang ini terbunuh perlahan-lahan. HIV sebenarnya kepanjangan
dari Human Imuno Virus atau suatu penyakit yang menyerang sistem imun atau
kekebalan tubuh. Walaupun HIV AIDS sudah lama berkembang di dunia, khusunya di
Indonesia sampai saat ini belum ada obat atau produk kesehatan yang benar-benar
murni mengobati HIV AIDS hingga benar-benar normal. Melain kan terdapat obat
yang bisa untuk mengurangi rasa sakit pada penderita dan mencegah berkembangnya
virus, yakni ARV. Bisa dibilang ARV itu harganya bisa mencapai 300.00,00 per
buah.
Sebenarnya HIV ini merupakan sebuah
penyakit tidak bisa tertular dengan fiski saja seperti berpelukan, pakai alat
makan bersama, alat mandi bersama, dll. Namun, cara penularan yang beresiko
yakni dengan kontak cairan seperti darah dan sperma. Berikut akan dibahas
cara-cara penularan HIV , yakni:
·
Melakukang senggama (oral atau anal )
Cara penularan ini bisa dibilang resiko
cukup tinggi setelah jarum suntik. Apabila melakukan senggama secara
sembarangan entah sudah pasutri ataupun tidak, bisa rentan terinveksi HIV
karena, biasanya bergonta-ganti pasangan dan tidak menggunakan pelindung atau
kondom saat bersenggama. Ditambah lagi apabila melakukan senggama yang tidak
normal yakni oral ( senggama penis ) dan anal ( senggama dubur ), itu bisa
menular juga. Disarankan bagi yang sudah
pasutri ketika berhubungan menggunakan kondom agar aman dan ketika seseorang
sudah resmi bersuami istri jangan pernah berganti-gantu pasangan karena,
penyakit ini beresiko tinggi menular.
·
Jarum suntik bekas pakai berkali-kali ( No Steril )
Penularan dengan cara ini beresiko tinggi
bisa dikira mencapai 100% karena, hubungannya langsung ke kontak darah..
Dianjurkan bagi petugas kesehatan atau aparat kesehatan lainnya selalu
memerhatikan alat praktiknya terutama jarum, yang sekiranya sudah dipakai harus
dibuang. Apabila jarum yang sudah digunakan oleh satu orang dan orang itu
mengidap HIV lalu digunakan lagi untuk pasien normal maka kemungkinan besar
tertular HIV.
·
Melakukan donor darah dengan penderita HIV AIDS
Melakukan donor darah kepada pihak
kesehatan khususnya PMI itu merupakan sebuah kebaikan dan kebanggaan sendiri.
Secara tidak langsung, kita membantu orang-orang yang membutuhkan darah seperti
contoh : Thalasemia ( Sel darah merah yang mudah rusak dalam waktu singkat ).
Namun, apabila ada pasien yang ingin mendonorkan darahnya tanpa ada cross check
ya jelas, lalu kita terima darahnya pasti kita otomatis bisa tertular HIV. Hal
ini terjadi karena, tidak dilakukannya screening terhadap darahnya dan mungkin
terdapat penyakit yang beresiko lainnya.
·
Ibu Hamil yang terinfeksi HIV AIDS
Untuk masalah ibu hamil ini juga menjadi
titik penularannya yang langsung berimbas nanti setelah melahirkan juga.
Dikarenakan, secara otomatis seorang ibu yang terkena HIV AIDS anaknya pun juga
akan tertular. Ini disebabkan karena, sang janin telah menerima asupan apapun
dari ibunya dan tentunya mengalir melalui darah. Maka dari itu, sang anak yang
dikandung ibu bisa tertular HIV juga.